Site icon LSP GPPB

ENERGI PANAS BUMI SEBAGAI ENERGI BERSIH ANDALAN BAGI KEMANDIRIAN ENERGI MASA DEPAN

Ayo ikuti Webinar ini, jangan siasiakan kesempatan ini

Indonesia memiliki potensi energi panas bumi yang sangat besar. Diperkirakan sekitar 40% cadangan energi panas bumi dunia berada di wilayah Indonesia. Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik nasional yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Sebagai sumber energi terbarukan yang bersih dan ramah lingkungan, energi panas bumi menjadi salah satu solusi penting dalam transisi energi.

Pemerintah bersama seluruh pemangku kepentingan—termasuk pemerintah daerah, akademisi, masyarakat, dan investor saat ini terus berupaya memastikan bahwa kegiatan pemanfaatan energi panas bumi dilakukan secara baik, berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

 

 

 

Definisi Energi Panas Bumi

Energi panas bumi adalah energi yang tersimpan dalam bentuk air panas atau uap pada kondisi geologi tertentu di kedalaman beberapa kilometer di dalam kerak bumi (Santoso, 2000). Energi ini berasal dari interaksi antara panas batuan dan air yang mengalir di sekitarnya.

 

Menurut Dickson (2001), sistem panas bumi terdiri dari empat komponen utama: Sumber panas: biasanya berupa sisa aktivitas magma atau batuan beku (batholit); Batuan reservoir: lapisan batuan yang porous dan permeabel, memungkinkan aliran fluida; Batuan penutup (cap rock): bersifat impermeabel, biasanya berupa lempung hasil alterasi hidrotermal; Sirkulasi fluida: aliran air meteorit dari zona resapan menuju reservoir.

Fluida panas bumi memiliki komposisi geokimia yang mencerminkan kondisi geologi sistem tersebut. Ahli geokimia menganalisis karakteristik fluida untuk memahami sistem panas bumi secara menyeluruh (Ellis, 1977). Dalam sistem hidrotermal, terdapat tiga komponen utama yaitu: batuan reservoir dengan permeabilitas tinggi, fluida sebagai media perpindahan panas, dan sumber panas biasanya sisa batuan intrusi (Goff & Janik, 2000).

 

 

Klasifikasi Sistem Panas Bumi

Sistem panas bumi bersuhu tinggi yang berasosiasi dengan aktivitas vulkanik dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

  1. Sistem Dominasi Uap (Dry Steam System)
  • Sirkulasi dan perpindahan panas didominasi oleh uap.
  • Tekanan termodinamika tinggi, suhu mendekati 240°C dan tekanan sekitar 3,3 MPa.
  • Saturasi air < 40%, saturasi uap > 60%.
  • Umumnya ditemukan pada kedalaman 2–7 km.
  • Manifestasi permukaan: fumarola, tanah beruap (steaming ground), dan mata air sulfat.
  • Contoh: Larderello (Italia), The Geysers (AS), Matsukawa (Jepang), Kamojang dan Darajat (Indonesia).
  1. Sistem Dominasi Air (Hot Water Dominated System)
  • Perpindahan panas terjadi dalam fase cair.
  • Suhu reservoir berkisar antara 50–150°C.
  • Kedalaman reservoir: 1.800–3.000 meter.
  • Permeabilitas tinggi di reservoir, sedang di zona resapan.
  • Saturasi air: 0,7 < SI < 1.
  • Sistem ini paling umum ditemukan di Indonesia dan dunia.

 

Energi Panas Bumi: Pilar Kemandirian Energi Masa Depan

Energi panas bumi merupakan sumber energi berkelanjutan dan sangat ramah lingkungan, terutama jika dibandingkan dengan energi fosil seperti batu bara dan minyak bumi. Uap dan air panas yang dihasilkan dari dalam bumi dapat digunakan untuk menggerakkan turbin pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), terutama pada tekanan 30–50 bar dan suhu di atas 230°C.

 

Berikut  ini beberapa keunggulan energi panas bumi:

  • Emisi karbon sangat rendah → termasuk dalam kategori clean energy.
  • Tidak menghasilkan limbah berbahaya.
  • Dapat diperbarui melalui sistem injeksi ulang air ke dalam reservoir.
  • Menjaga stabilitas reservoir dan memperpanjang umur produksi.

Namun, pengembangan energi ini menghadapi tantangan, seperti:

  • Tingginya kebutuhan investasi untuk eksplorasi dan pembangunan infrastruktur.
  • Resiko kegagalan pengeboran eksplorasi.
  • Resistensi (penolakan) dari Masyarakat karena kurangnya sosialisasi dan edukasi.

Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi erat antara pemerintah, swasta, perguruan tinggi dan Lembaga masyarakat untuk mempercepat pengembangan proyek panas bumi.

Selain mendukung target net zero emission yang ditargetkan pada tahun 2060, pengembangan energi panas bumi (dari sejak tahap eksplorasi hingga operasi) juga berpotensi menciptakan lapangan kerja baru, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui aktivitas ekonomi terkait.

 

 

Kesimpulan

Potensi energi panas bumi Indonesia mencapai 23 GWe, namun saat ini baru sekitar 2,5 GWe yang dimanfaatkan. Ini menunjukkan masih besarnya peluang untuk mengembangkan energi ini sebagai sumber energi masa depan yang berkelanjutan.

Pengembangan energi panas bumi tidak hanya akan memenuhi kebutuhan listrik nasional, tetapi juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan sejalan dengan cita-cita pelestarian lingkungan. Dengan pendekatan yang tepat dan kolaborasi semua pihak, energi panas bumi dapat menjadi andalan utama dalam mewujudkan kemandirian energi Indonesia di masa depan.

 

Daftar Pustaka

Dickson, M. A., Fanelli, M. 2001. What is Geothermal Energy? International Geothermal Association, USA.

Ellis AJ., Mahon. 1977. Chemistry and Geothermal System, Academic Press, Inc, Orlando, USA.

Goff, F., dan Janik, C.J. 2000. Geothermal Systems in Encyclopedia of Volcanoes. Academic Press: USA.

Irfan, Riki. 2018. Selayang Pandang Gunung Api dan Energi Panas Bumi. Rama Widya. Bandung.

Santoso, Djoko. 2000. Diktat Kuliah Volkanologi dan geothermal. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

 

Exit mobile version